Oktober 29, 2011

Setumpuk Rindu Untuk Siapa Saja


Kepada semilir angin
Kutitipkan segenap rindu ini yang entah untuk siapa
Rindu yang ketika ia ingin datang
Maka ia datang sesaat
Dan ketika ia ingin pergi pun ia akan pergi walau aku masih membutuhkannya
Aku tak bisa berkata-kata
tak juga bisa memutuskan kepada siapa rindu ini akan ku sampaikan
yang aku rasakan saat ini adalah sosok seseorang yang aku rindukan.
Untuk siapa saja yang hanya Allah tahu kepada siap rindu ini kutujukan sebenarnya,
Mendekatlah dan rasakan juga akan kerinduanku ini
Aku yakin kau juga disana tentu merindukan aku
Dengan penuh kepercayadirian yang tinggi aku mengatakan ini
Aku merindukan siapa saja

Oktober 04, 2011

Mereka adalah Semangatku

Akhirnya bisa meluangkan waktu untuk berbagi. Yah, hapir satu bulan ini hari-hari saya hanya disibukkan oleh kuliah-tugas saja. Jangankan untuk berbagi diblog, untuk makan saja terkadang saya lupa. Kali ini saya baru memahami, ternyat hidup ini kejam. Tak apalah, pikir-pikir ini demi masa depan saya. Demi mereka disana. Mereka yang selalu menjadi penyemangatku. Mereka yang selalu ada untukku. Mereka adalah keluargaku. Keluarga dimana aku dibesarkan. Keluarga yang mengenal semua tentang aku. Foto di atas itu adalah foto dimana pada satu momen kami bisa bersama. Momen yang berarti bagi kedua orangtuaku. Tahu mengapa? yah jelas kalian tidak tahu. Baiklah, mari saya ceritakan. Aku terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana. Ayahku yang berdarah Palembang merantau ke tanah Bangka. Disana beliau bertemu seorang wanita yang berhasil memikat hatinya. Bukan paras cantik ataupun ketampanan yang telah mempertemukan mereka, tapi ketulusan hati dan apaadanya lah yang membuat ayahku tertarik dan mempersunting emak. Satu tahun mereka menikah dan merajut kehidupan, lahir lah seorang anak bujang yang memang ayahku selalu pinta saat berdoa kepadaNya. Pada kehamilan pertama emak, ayahku meminta dan memohon kepada Allah agar anak pertama adalah laki-laki dan anak kedua perempuan. Dan Allah mengabulakn hal itu. Abangku, Zulman Effendi, terlahir pada tanggal 10 Juli 1988. Lalu 3 tahun kemudian, lahirlah anak kedua ayah dan emak, yaitu aku, Devi Yani yang lahir pada tanggal 19 Maret 1991. Ketika aku berusia 12 tahun, emak melahirkan anak ketiganya, teapt pada tanggal 24 Maret 2003, Rifkah namanya. Dan ini yang terakhir, 15 November 2007 adikku yang paling bungsu lahir kedunia, ayah menamainya Hilman Raditya. Yah, begitulah gambaran awal mula pertemuan ayah dan emak hingga kini mereka telah memiliki 4 orang anak. Ayahku adalah seorang pegawai pemerintahan dan emak hanyalah seorang ibu rumah tangga. Itu yang diawal aku katakan bahwa aku terlahir dikeluarga sederhana dan aku sangat mensyukuri itu. Dan ayahku adalah sosok ayah yang sangat aku banggakan. Beliau terkenal dengan kesabarannya dan kebijaksaannya. Ayah pun nekad, apapun pekerjaan yang halal akan beliau laksanakan untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang yang lebih tinggi. Mereka ornag-orang yang hanya memandang ayah sebelah mata seolah meragukan akan kebijakan ayah, tapi kami pun sebagai anak termotivasi untuk semangat belajar dan berprestasi. Hingga tepat 22 Maret 2011 yang lalu, abangku berhasil membuat ayahku meneteskan air mata bahagia dengan mempersembahkan gelar ST, seolah tak percaya bahwa ayah yang hanya seorang pegawai pemerintah lulusan sekolah menengah atas bisa menguliahkan anak pertamanya. Semua itu tentunya tidak kami lalui dengan lancar-lancar saja. Namanya kehidupan yah tentu ada lika-likunya. Bercermin pada abang, aku pun membulatkan tekad bahwa aku bisa seperti abang, bahkan lebih. Ayah, emak, abang, dan adik-adik lah yang sampai sekarang selalu menjadi penyemangatku. Dari mereka aku bisa belajar arti hidup. Lebih bersemangat menggapai Emas diujung sana walau aku harus melewati jurang, lembah, dan jalan-jalan berliku yang curam. Aku selalu berujar dalam setiap doaku bahwa aku ingin penyemangatku selalu ada bersamaku hingga suatu hari nanti aku bisa membuat mereka meneteskan air mata bahagia karena ku. Yah, aku sayang mereka penyemangatku. Salam hangat, salam sayang, salam rindu selalu untuk mereka, Penyemangatku.