Mei 27, 2014

Karena Kita adalah Manifestasi Tuhan

                       Kita adalah manifestasi Tuhan yang akan selalu bergandeng tangan
Saling berpelukan erat berjalan seiringan menuju masa depan.

Esensi cinta selalu mengajarkan hati untuk bisa mengerti dan memahami siapa dan apa yang akan dipelajari.
Berkenalan untuk bisa saling mengenal menambah daftar teman, bukan lawan.
Terlepas dari akankah dia yang akan menjadi pendampingmu menuju masa depan atau bukan.

Yang jelas, ketika Tuhan mempertemukan kamu dengan seseorang, disitulah awal kehidupan akan dimulai.
Menyapa - mengenal - memahami - dan saling memberi pengertian dalam bentuk perhatian.
Dibalik bilik kehidupan, semua akan tampak mana yang terbaik diantara yang baik-baik.

Tapi berteman bukan persoalan tebang pilih, bukan juga tentang seleksi alam.
Siapa yang baik menjadi teman dan yang tidak baik akan diabaikan dan menempati lapak "lawan"
Melainkan berteman perihal siapa yang setia menemanimu dalam segala rasa dengan penuh cinta.

Teman adalah dia yang akan menemanimu, mentertawaimu, menangisimu, dan bahkan mengejekmu untuk satu kebaikan bersama menuju masa depan.
Keterikatan dan ketertarikan menjadi dua hal yang saling berkolaborasi membentuk ikatan yang tak terkalahkan dan tak mudah goyah.
Selalu ada Tuhan yang akan memeluk erat insannya yang tak mengenal kata lelah untuk sesama.

Repost - Tentang Rindu

Rindu Nan Syahdu

Rindu,
Ku tafsir bahwa satu kata diatas adalah sebongkah daging yang melekat erat didalam dada
Tak berwujud namun terasa sesak atas pergerakannya
Tak berdarah namun akan perih jika terluka
Dan tak bernyawa namun seakan hidup
Hingga keberadaanya mampu mengalihkan segala logika yang ada.
Rindu,
Yang ku tahu ia tak bertuan
namun ia meraja, merajai segala hasrat dijiwa.
Yang Ku tahu ia tak bertujuan
namun tahu pelabuhan hati mana yang menjadi sasaran
Yang Ku tahu pun ia tak bisa berjalan
namun selalu sampai tujuan hati yang dirindukan
Rindu, sesyahdu inikah hati ketika engkau datang
Rindu, sesyahdu inikah perasaan ketika engkau menjelang
Hati merindu, mendambakan kekasih hati datang
Bukan memeluk dalam angan
Dan menggapai bayangan yang tak terjangkau

Mengagumimu Menyenangkan hatiku

Saat pertama kali mengenalmu
Debar jantungku tak biasa
Wibawamu menyejukkan hatiku
Kata-katamu menentramkan jiwaku
Jauh dari lubuk hatiku, aku mengagumimu
Dan seiring hati berlalu
Hatiku memilihmu
Mencintaimu atas cinta yang utuh
Dengan segala rasa yang terpendam
Dan bertahan diatas kata-kata yang terungkap dalam diam
Meski ku tahu
Esensi cinta memiliki seutuhnya
Biarlah perih menoreh luka
Asalkan mengagumimu dalam diamku,
Menyenangkan hati kecilku

Sungguh ku hanya ingin kau tahu
Aku, mengagumimu, dalam diamku
Sungguh ku hanya ingin kau tahu
Bahagiaku cukup dengan mengagumimu
Izinkan aku bertahan
Karena memilikimu jauh diluar kuasaku...

Mei 11, 2014

Surga di Pulauku



"maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan"

Gambar diatas sepintas seperti sebuah foto hasil editan.
Jika kamu juga berpikiran begitu, tettoooottt itu salah.
Yak! Salah besar.

Salah satu pantai nan indah diantara pantai-pantai lainnya di Pulauku.
Yak, berkujunglah ke Pulau Bangka, dimana kamu akan dimanjakan dengan keindahan pantai-pantai nan surganya dunia.
Itu Pantai Batu Bedaun.
Bukan, itu bukan tentang pantai dengan banyak daun. Tapi pantai nan indah dengan pasir dan air laut serta bebatuan yang alami. Tentu saja pantainya masih alami.

Pernah berfikir untuk menaiki kapal biru ditepian pantai itu?
Kamu boleh menaikinya tapi tidak untuk mengendarainya. karena itu milik nelayan pantai.

"Berlayarlah, seolah kau akan pergi jauh, tapi seiring berjalannya waktu, kau akan kembali, untuk sebuah cinta sejati nan suci" (Devi, 23 tahun)